Rabu, 13 April 2011 TAPSEL-METRO
Guru Pakai Laptop, Siswa Fokus di LCD. Pesantren Modern Ungulan Terpadu Darul Mursyid (PDM) akan meluncurkan program terbarunya pada Tahun Ajaran (TA) 2011/2012 mendatang dengan menerapkan sistem multi media pada proses belajar-mengajar. Kemajuan teknologi pun dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar ketertinggalan.
BONEO-TAPSEL
Seluruh kelas Madrasah Aliyah (MA) akan dilengkapi LCD 40 inch. Sebagai pendahuluan, sekitar sebulan lalu, untuk kelas XII atau setingkat kelas 3 MA yang terdiri dari 3 lokal sudah memiliki masing-masing 1 unit LCD dengan nilai Rp8 juta per unitnya. Direncanakan tahun ini, semua tingakatan untuk kelas 2 dan 1 MA sudah memilikinya. Sementara untuk tingkat Tsanawiyah, 3 lokal masing-masing sudah memiliki televisi portable 29 inch untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar melalui multi media.
“Pesatnya perkembangan teknologi saat ini mau tidak mau harus diikuti, terutama untuk dunia pendidikan. Sebab, kalau tidak pasti akan tertinggal,” ujar Ketua Yayasan Haji Ihutan Ritonga (Yaspenhir) sebagai Badan Pengelola PDM dan H Jafar Syahbuddin Ritonga SE MBA kepada METRO, Selasa (12/4).
Jafar menerangkan, penggunaan media elektronik berupa televisi akan sangat efektif dalam proses belajar-mengajar. Seorang guru nantinya hanya membawa laptop ke dalam kelas dan memaparkan materi ajarannya. Begitu juga sebaliknya, siswa yang menerima akan semakin segar sebab suasana menjadi berbeda dibandingkan dengan metode ceramah.
Seorang guru akan leluasa menggunakan tempat berdirinya karena yang menjadi sentral adalah TV bukan orangnya. “Diharapkan seorang guru akan lebih dekat dan akrab pada murid karena mobilitas dalam kelas lebih leluasa, tidak terfokus di depan kelas saja,” ungkap Jafar.
Selain penggunaan LCD, semua tenaga pengajar MA diwajibkan menggunakan laptop sebagai alat dan media pembelajaran. Diharapkan semua data pembelajaran telah disimpan dalam hard disc atau flash disc, sehingga memudahkan menyampaikan materi belajar. Di samping itu, guru juga dapat berimprovisasi mengatasi kejenuhan dengan menayangkan sejenak selingan segar dan kemudian melanjutkan pembelajaran kembali. “Untuk memfasilitsi kelas dengan LCD dan semua perangkatnya tersebut, PDM mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Namun diharapkan pengeluaran dana yang besar tersebut akan mendapat hasil yang memuaskan, terutama dari segi edukatif,” tuturnya.
Jafar mengharapkan, fasilitas multi media ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dan seorang guru harus terus-menerus membekali dirinya dengan perkembangan terkini terutama dalam bidang pelajaran masing-masing. “Kesempatan sudah sangat terbuka. LCD via laptop hanya menghubungkan dengan internet yang juga telah lebih dahulu online. Tinggal memilih situs pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing guru,” papar Jafar mengakhiri.
BONEO-TAPSEL
Seluruh kelas Madrasah Aliyah (MA) akan dilengkapi LCD 40 inch. Sebagai pendahuluan, sekitar sebulan lalu, untuk kelas XII atau setingkat kelas 3 MA yang terdiri dari 3 lokal sudah memiliki masing-masing 1 unit LCD dengan nilai Rp8 juta per unitnya. Direncanakan tahun ini, semua tingakatan untuk kelas 2 dan 1 MA sudah memilikinya. Sementara untuk tingkat Tsanawiyah, 3 lokal masing-masing sudah memiliki televisi portable 29 inch untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar melalui multi media.
“Pesatnya perkembangan teknologi saat ini mau tidak mau harus diikuti, terutama untuk dunia pendidikan. Sebab, kalau tidak pasti akan tertinggal,” ujar Ketua Yayasan Haji Ihutan Ritonga (Yaspenhir) sebagai Badan Pengelola PDM dan H Jafar Syahbuddin Ritonga SE MBA kepada METRO, Selasa (12/4).
Jafar menerangkan, penggunaan media elektronik berupa televisi akan sangat efektif dalam proses belajar-mengajar. Seorang guru nantinya hanya membawa laptop ke dalam kelas dan memaparkan materi ajarannya. Begitu juga sebaliknya, siswa yang menerima akan semakin segar sebab suasana menjadi berbeda dibandingkan dengan metode ceramah.
Seorang guru akan leluasa menggunakan tempat berdirinya karena yang menjadi sentral adalah TV bukan orangnya. “Diharapkan seorang guru akan lebih dekat dan akrab pada murid karena mobilitas dalam kelas lebih leluasa, tidak terfokus di depan kelas saja,” ungkap Jafar.
Selain penggunaan LCD, semua tenaga pengajar MA diwajibkan menggunakan laptop sebagai alat dan media pembelajaran. Diharapkan semua data pembelajaran telah disimpan dalam hard disc atau flash disc, sehingga memudahkan menyampaikan materi belajar. Di samping itu, guru juga dapat berimprovisasi mengatasi kejenuhan dengan menayangkan sejenak selingan segar dan kemudian melanjutkan pembelajaran kembali. “Untuk memfasilitsi kelas dengan LCD dan semua perangkatnya tersebut, PDM mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Namun diharapkan pengeluaran dana yang besar tersebut akan mendapat hasil yang memuaskan, terutama dari segi edukatif,” tuturnya.
Jafar mengharapkan, fasilitas multi media ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dan seorang guru harus terus-menerus membekali dirinya dengan perkembangan terkini terutama dalam bidang pelajaran masing-masing. “Kesempatan sudah sangat terbuka. LCD via laptop hanya menghubungkan dengan internet yang juga telah lebih dahulu online. Tinggal memilih situs pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing guru,” papar Jafar mengakhiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ide, Kiritk, Pesan silahkan Anda tulis di sini