Kamis, 24 November 2011

Darul Mursyid, Pesantren Modern Unggulan di Pelosok Desa (Bag.2-Selesai)

Kamis, 10 November 2011
PDM Bisa Bermanfaat bagi masyarakat Kurang Mampu . Seterusnya, bantuan pendidikan bagi siswa kurang mampu, dimana terang H Jafar, itu diberikan sekitar Rp150 ribu perbulan, melalui kantor Pos. Penerimanya juga setelah PDM melakukan peninjauan langsung kondisi keluarga penerima.
Borneo-Tapsel

“Tapi setiap 6 bulan akan kami lihat raportnya. Kalau nilainya semakin menurun setelah kita bantu, tentu itu kita hentikan. Tidak perlu harus berprestasi, tapi nilainya bisa semakin naik setelah kita bantu untuk menunjang pendidikannya,” ungkap H Jafar.
Ditegaskannya, semua, semua infak dan zakat tersebut, tidak ada satu peserpun digunakan untuk PDM, tapi itu diberikan kepada masyarakat diluar PDM.
“Semua program itu kita lakukan, bagaimana agar PDM bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu. Program tersebut juga kita lakukan dalam membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan,” urainya. 
Selain program kurban bersama yang dagingnya diberikan kepada masyarakat kurang mampu, Gemar Infak Jumat (GINJU) untuk membantu pembangunan masjid dan fasilitas umum, zakat profesi untuk membantu usaha masyarakat kurang mampu, Pesantren Modern Unggulan Darul Mursyid (PDM) di Desa Sidapdap-Simanosor, Kecamatan Saipar Dolok Hole (SDH), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) juga memberikan bantuan pendidikan untuk siswa kurang mampu di luar PDM sebesar Rp150 ribu perbulan persiswa, meskipun saat ini PDM mendidik lebih dari 900-an siswa/siswi.
Dijelaskan Ketua Umum Yayasan Pendidikan Haji Ihutan Ritonga (Yapsenhir) sebagai badan pengelola PDM, H Jafar Syahbuddin Ritonga SE MBa, bantuan pendidikan bagi siswa kurang mampu merupakan siswa/siswi yang bersekolah diluar PDM. Diberikan setelah PDM meninjau langsung kalau sipenerima layak mendapatkannya, disalurkan melalui kantor Pos. Dananya merupakan dana dari kas PDM sendiri.
“Tapi setiap 6 bulan akan kami lihat raportnya. Kalau nilainya semakin menurun setelah kita bantu, tentu itu kita hentikan. Tidak perlu harus berprestasi, tapi nilainya bisa semakin naik setelah kita bantu untuk menunjang pendidikannya,” ungkap H Jafar.
Disampaikan H Jafar, awalnya idenya adalah untuk anak-anak panti asuhan untuk disekolahkan di PDM sendiri, namun setelah dilakukan pertimbangan, dikhawatirkan nantinya menjadi goncangan bagi si anak sendiri.
“Misalnya ada siswa lain yang orangtuanya datang naik mobil, itu ditakutkan menjadi goncangan bagi jiwa si anak. Karena itulah kita memutuskannya dengan memberikan bantuan pendidikan,” tutur H Jafar.
Ditegaskannya, semua, semua infak dan zakat tersebut, tidak ada satu peserpun digunakan untuk PDM, tapi itu diberikan kepada masyarakat diluar PDM.
“Semua program itu kita lakukan, bagaimana agar PDM bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu. Program tersebut juga kita lakukan dalam membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, dan PDM tidak ingin menjadi menara gading di tengah-tengah kemiskinan,” urainya.
Sedangkan pendidikan di PDM sendiri, ungkap H Jafar memang membutuhkan biaya besar, tapi biaya yang dibebankan kepada siswa setiap bulannya dipergunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di PDM dengan meningkatkan SDM guru dan karyawannya serta melengkapi segala fasilitas penunjang pendidikan siswa. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ide, Kiritk, Pesan silahkan Anda tulis di sini